politik

Dokter Terawan Didepak dari IDI, Kenapa?

Anda pastinya tidak asing dengan dokter Terawan, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Belakangan ini heboh berita mengenai pemecatan terhadap beliau, dokter Terawan resmi dipecat dari IDI pada Muktamar IDI yang ke-31, hari Jumat tanggal 25 Maret tahun 2022 di Kota Banda Aceh.

Dimana pemecatan tersebut berdasarkan surat rekomendasi MKEK IDI dan menyatakan bila dokter Terawan sudah melanggar kode etik. Berikut dibawah ini adalah lima alasan mengapa dokter Terawan dipecat : 

Alasan pemecatan dokter Terawan 

Ditetapkan saat Muktamar IDI

Dokter Terawan A. Purwanto resmi dipecat secara permanen dari IDI sesuai yang disampaikan ketika Muktamar ke-31 di Kota Banda Aceh. Perihal berita ini pun sudah dikonfirmasikan oleh dokter Nasrul M. Alsa.

Poin pelanggaran

Perihal mengapa dokter Terawan dipecat sebenarnya masih belum jelas. Namun, Melkiedes L. Lena sebagai wakil ketua dari komisi IV menyinggung tentang vaksin Nusantara dan cuci otak adalah dasar dari alasan pemecatan tersebut.

Sebab kedua inovasi tersebut dianggap tidak mengikuti aturan dalam ilmu kedokteran. Beliau mengatakan bahwa dokter Terawan sendirilah yang memberitahukannya ketika sedang menemani istri berobat, saat itu mereka bertemu di RSPAD Gatot Subroto.

Tidak dapat mengurus surat izin untuk praktek

Poin selanjutnya yang ditetapkan MKEK pada pemecatan dokter Terawan adalah beliau tidak lagi bisa mengurus surat untuk izin prakteknya. Tentunya hal ini sangat disayangkan, karena bagaimanapun beliau merupakan salah satu dokter terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.

Ini bukanlah yang pertama kalinya

Sebenarnya dokter Terawan juga pernah dipecat oleh MKEK dari IDI pada tahun 2018, alasan yang diberikan pun sama yakni pelanggaran kode etik. Kala itu, beliau diberikan sanksi dengan dipecat sementara selama 12 bulan sebagai salah satu anggota IDI.

Pemecatan tersebut dimulai sejak 26-2-2012 hingga 25-2-2019 serta terdapat pernyataan tertulis perihal pencabutan rekomendasi untuk izin praktik. Tetapi, karena saat itu dokter Terawan merupakan salah satu tim dokter dari kepresidenan, maka memperoleh kesempatan membela diri.

Memicu pro dan kontra

Sama halnya seperti pemecatan sebelumnya, dokter Terawan saat ini juga memperoleh banyak dukungan. Misalnya dari wakil ketua komisi IV, yaitu Melkiades L. Lena, beliau sangat menyayangkan perilah pemecatan tersebut bahkan berpendapat bila tidak seharusnya dokter Terawan dibenturkan pada IDI.

Melkiades mengatakan, bahwa seharusnya jangan dibenturkan antara IDI dengan doktor Terawan, karena mereka merupakan satu kesatuan. Beliau menyatakan bila harusnya dicarikan solusi agar dokter Terawan bisa tetap praktek, serta mengembangkan penemuannya.

Melkiades juga mengatakan, jika hal terpenting adalah adanya komunikasi yang baik dan harus dilakukan antara IDI dengan dokter Terawan. Karena masyarakat Indonesia berharap bila keduanya dapat bersinergi secara positif dalam mengembangkan hal-hal terkait kesehatan.

Deretan kontroversi dokter Terawan

Metode Mencuci Otak

Metode yang satu ini memang terbilang kontroversi, yaitu mengenai DSA atau metode untuk cuci otak. Dokter Terawan mengklaim, bila pasien stroke yang melakukan pengobatan menggunakan metode tersebut akan sembuh dalam waktu 4 sampai 5 jam pasca operasi.

Dokter Terawan juga mengatakan, bila temuannya tersebut telah dipatenkan dengan nama Terawan Theory, bahkan sudah digunakan di Negara Jerman. Tetapi, metode tersebut dianggap belum terbukti secara ilmiah dan karena hal inilah dokter Terawan sempat dipecat pada tahun 2018 untuk sementara waktu.

Mengatakan jika covid 19 dapat sembuh sendiri

Ketika dr Terawan masih menjadi Menteri Kesehatan, beliau pernah menyatakan bila covid 19 dapat sembuh sendiri dan meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Pernyataan ini tentu saja menjadi kontroversial kala itu, padahal pada nyatanya sudah ada banyak pasien yang menjadi korban keganasan virus covid 19.

Hanya pasien covid 19 yang menggunakan masker

Pada awal virus covid 19 melanda Indonesia, dr Terawan pernah mengatakan dan menganjurkan bila hanya pasien covid 19 saja yang menggunakan masker, sedangkan bagi yang sehat tidak perlu. Saat itu dr Terawan menjelaskan apabila hal tersebut merupakan standar kesehatan dari WHO.

Dengan berdoa, covid 19 tidak akan ada di Indonesia

Lalu pada tahun 2020 di bulan Februari, sejumlah negara sudah mengkonfirmasi mengenai temuan kasus pasien yang terinfeksi covid 19. Ketika itu, pihak pemerintah masih belum memberikan pengumuman terkait hal tersebut apakah ada yang telah terpapar atau belum.

Bahkan dokter Terawan menyatakan sesuatu yang mampu membuat kontroversi, yaitu dengan menyebutkan bila virus corona atau covid 19 tidak akan dapat masuk Indonesia, disebabkan virus tersebut takut dengan kekuatan doa.

Ribut tentang vaksin nusantara

Ada begitu banyak kontroversi dari dr Terawan mengenai penangan covid 19, maka Presiden Jokowi memutuskan untuk melakukan perombakan dalam kabinetnya pada tanggal 22 Desember tahun 2020 yang lalu. Beliau mencopot doktor Terawan dari jabatannya sebagai Menteri Kesehatan, kemudian menggantinya dengan Budi G. Sadikin.

Tetapi pada akhirnya, dokter Terawan kembali membuat kontroversi baru, yaitu sebagai penggagas vaksin yang dinamakan Vaksin Nusantara dan digadang-gadang mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi untuk menangani covid 19.